Rabu, 09 November 2016

10 November. Hari Pahlawan



 10 November. Pahlawan Dalam Hidupku

Cerita ini kubagikan biar kalian Tahu.

Agaknya, bagi banyak di antara kita, tidak perlu lagi untuk diingatkan bahwa tanggal 10 November merupakan salah satu di antara berbagai hari bersejarah yang teramat penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Sejak lebih dari setengah abad yang lalu, tanggal 10 November telah dinyatakan oleh bangsa kita sebagai Hari Pahlawan. Di zaman Sukarno-Hatta, hari itu diperingati secara nasional (artinya : di mana-mana, di seluruh negeri) sebagai Hari Besar yang dirayakan secara khidmat, dan dengan rasa kebanggaan yang besar.
Pada kurun waktu itu, peringatan Hari Pahlawan merupakan kesempatan bagi seluruh bangsa bukan saja untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan para pejuang – yang tak terhitung jumlahnya _ dalam perjuangan bersama bagi tegaknya Republik Indonesia yang baru saja diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tanggal 1 Maret 1942 tentara Jepang mendarat di pulau Jawa, dan pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh fasisme Jepang. Dengan dijatuhkannya bom atom di Jepang (Hiroshima dan Nagasaki) dalam bulan Agustus 1945 oleh Amerika Serikat, maka pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah tanpa syarat kepada Sekutu.
Selama pendudukan Jepang, di tengah-tengah penderitaan rakyat yang disebabkan oleh pendudukan tentara Jepang dan perang, di kalangan banyak golongan lahir semangat anti-Barat atau anti-kolonialisme, di samping perasaan anti-Jepang (terutama menjelang tahun 1945). Dalam rangka persiapan untuk menghadapi segala kemungkinan menghadapi Sekutu, pemerintah Jepang telah menggunakan berbagai cara dan akal untuk _merangkul_ rakyat Indonesia, untuk menghadapi Sekutu. Peta (Pembela Tanah Air) telah dibentuk, dan Jepang juga menjanjikan _kemerdekaan_ kepada bangsa Indonesia. Pemimpin-pemimpin Indonesia (antara lain Sukarno, Hatta dll) telah menggunakan berbagai kesempatan waktu itu untuk menyusun kekuatan, demi cita-cita untuk kemerdekaan bangsa.
Dengan kekalahan Jepang menghadapi Sekutu, maka kemerdekaan bangsa Indonesia telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus, yaitu ketika pasukan pendudukan Jepang masih belum dilucuti oleh Sekutu. Sejak itulah terjadi berbagai gerakan rakyat untuk melucuti senjata pasukan Jepang, sehingga terjadi pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar-kobar itulah maka pada tanggal 15 September 1945 mendarat tentara Inggris di Jakarta dan pada tanggal 25 Oktober juga di Surabaya. Tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, dan memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, di samping itu, tentara Inggris juga memikul tugas (secara rahasia) untuk mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya.
Perkembangan sejak mendaratnya tentara Inngris di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa kehadirannya (atas nama Sekutu) itu telah diboncengi oleh rencana fihak Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Tentara Inggris (Sekutu) yang datang ke Indonesia juga mengikutkan NICA (Netherlands Indies Civil Adminsitration). Kenyataan inilah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana. Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda Merah-Putih-Biru di hotel Yamato telah melahirkan _Insiden Tunjungan_, yang menyundut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan beraneka-ragam badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat.
Singkatnya, bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, makin memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, pada tanggal 30 Oktober. Karena terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby itu, maka penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6 pagi tanggal 10 November 1945.
SERANGAN BESAR-BESARAN TANGGAL 10 NOVEMBER
Adalah wajar sekali bahwa ultimatum yang semacam itu telah ditolak. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat sebagai alat negara juga telah dibentuk. Di samping itu, banyak sekali organisasi-organisasi perjuangan telah dilahirkan oleh beraneka-ragam golongan dalam masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Badan-badan perjuangan itu telah muncul sebagai manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia).
Pada tanggal 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan besar-besaran dan dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30 000 serdadu, 50 pesawat terbang dan sejumlah besar kapal perang. Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom, ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka. Tetapi, perlawanan pejuang-pejuang juga berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Pihak Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak. Rupanya, Tentara Keamanan Rakyat (yang kemudian menjadi TNI) dianggap enteng, apalagi badan-badan perjuangan bersenjata (laskar-laskar dll) yang banyak dibentuk oleh rakyat. Tetapi, diluar dugaan fihak Inggris, ternyata perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada permulaannya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Ternyata, pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan, sebelum seluruh kota jatuh ditangan fihak Inggris.
KEAGUNGAN ARTI 10 NOVEMBER
Kebesaran arti pertempuran Surabaya, yang kemudian dikukuhkan sebagai Hari Pahlawan, bukanlah hanya karena begitu banyaknya pahlawan – baik yang dikenal maupun tidak di kenal _ yang telah mengorbankan diri demi Republik Indonesia. Bukan pula hanya karena lamanya pertempuran secara besar-besaran dan besarnya kekuatan lawan. Di samping itu semua, kebesaran arti pertempuran Surabaya juga terletak pada peran dan pengaruhnya, bagi jalannya revolusi waktu itu. Pertempuran Surabaya telah dapat memobilisasi rakyat banyak untuk ikut serta, baik secara aktif maupun pasif, dalam perjuangan melawan musuh bersama waktu itu, yaitu tentara Inggris yang melindungi atau _menyelundupkan_ NICA ke wilayah Indonesia. Pertempuran Surabaya juga telah menyebarkan, ke daerah-daerah yang paling jauh di Indonesia, kesadaran republiken, patriotisme yang tinggi, solidaritas seperjuangan di kalangan berbagai suku, agama, keturunan. Pengaruhnya bagaikan nyala api besar yang membakar semangat perlawanan sehingga muncul juga pertempuran di banyak tempat di Indonesia. (Untuk menyebut sekedar sejumlah kecil di antaranya : di Jakarta pada tanggal 18 November, di Semarang tgl 18 November, di Riau tanggal 18 November, di Ambarawa tanggal 21 November, di pulau Bangka 21 November, di Brastagi tanggal 25 November, di Bandung tanggal 6 Desember, di Medan 6 Desember, di Bogor tanggal 6 Desember). Ciri utama berbagai perjuangan yang meletus di banyak kota dan daerah di Indonesia adalah bahwa peristiwa-peristiwa itu mendapat dukungan besar moral dan material dari rakyat, yang berarti juga telah menggugah rasa kebersamaan patriotik dalam perjuangan, dan dalam skala yang luas. Dalam kaitan ini, patut dikenang bersama betapa banyaknya dapur-dapur umum yang telah diselenggarakan oleh rakyat di mana-mana bagi mereka yang berjuang, tanpa imbalan apa pun juga. Juga, betapa banyaknya rombongan pemuda-pemuda yang berbondong-bondong menuju daerah pertempuran. Artinya, perjuangan melawan tentara Inggris (dan NICA) telah menggugah semangat patriotisme yang lintas-suku, lintas-agama, lintas-keturunan ras, dan lintas-aliran politik. Dengan semangat itu jugalah, rakyat Indonesia kemudian meneruskan, antara tahun 1945 sampai 1949, perjuangan melawan Belanda, sesudah tentara Sekutu (Inggris) meninggalkan Indonesia.




 

Selasa, 27 September 2016

Tourism For All - Keindahan Pantai Selatan Tak’kan Pernah Habis.



Tourim For All
Keindahan Pantai Selatan Tak’kan Pernah Habis.


Aku Rintho, kali ini aku kembali dengan cerita yang tak pernah habis dari sisi selatan. 
 
Rintho Dj.
Ya,, pantai Batulesa... masih dari wisata bahari yang menjadi primadona baru masyarakat kota kupang dan dekitarnya. Terletak sekitar 20 km dari kota kupang terdapat suatu panorama wisata bahari yang tak banyak dikenal oleh masyarakat luas.
Siang itu, ditemani oleh 3 orang teman Gerson, Andrew, dan Simon yang mempunyai hobby yang sama yakni travelling walaupung masih dalam skala yang kecil dan bisa dibilang amatir kami berjalan menyusuri jalanan kota yang ramai untuk menuju Pantai Batulesa. 
Batulesa Beach- By Rinthodjago.blogspot.com

Sepeda motor yang digunakan terus berjalan menelusuri sudut kota ke arah barat. Memasuki perkampungan pertanda suasana kota telah dilewati jalanan mulus perkotaan telah berakhir kini jalanan yang dihadapi cukup menantang adrenalin,  debu bertebaran dimana-mana maklum jalanan yang dilalui bukan aspal hotmix melainkan jalanan lama yang sudah berlubang dimana-mana. Panorama disepanjang jalan dihiasi dengan tumbuhan tropis yang akan berguguran daunnya apabila musim kemerau tiba. Perjalan terus berlanjut hamparan pasir putih dan birunya lautan yang terpampang didepan mata serasa tak sabar lagi untuk segera sampai di pantai batulesa. 
Batulesa Beach, By Rinthodjago.blogspot.com

Jauh dari kebisingan kota, pantai ini menjadi pilihan favorit bagi masyarakat yang sekedar menghabiskan waktu liburan bersama orang-orang terdekat. Butiran-butiran pasir yang sangat halus dengan hamparan sejauh mata memandang menjadi ciri khas dari pantai Batulesa ini.  Detengah hamparan pasir berdiri kokoh sebuah batu besar yang menjadi suatu keunikan tersendiri bagi pantai ini sehingga oleh masyarakat membangun monumen 3 buah salib yang berdiri kokoh diatas puncak batu ini. Sekedar informasi kenapa harus salib yang dipilih ? karena mayoritas masyarakat kota kupang dan kabupaten kupang yang menganut agama kristiani sehingga salib yang dipilih untuk menjadi ikon dari pantai ini. Bagi anda yang datang berkunjung ke kota Kupang dan sekitarnya pada saat masa paskah (Perayaan keagamaan bagi umat Nasrani) anda akan menemukan seribu  salib di segala penjuru kota ini.    
 
Batulesa Beach
Monumen Salib.
Batulesa Beach

Stone of Beach
 
Photo : Rinthodjago.blogspot.com



Rabu, 27 Juli 2016

DANAU NEFOKO’UK ASLI DAN MASIH BELUM TERJAMAH DARI SEKTOR PARIWISATA




DANAU NEFOKO’UK
ASLI DAN MASIH BELUM TERJAMAH DARI SEKTOR PARIWISATA

Potensi wisata di kabupaten Kupang-NTT seakan tak pernah habis. Setelah pemandian air panas Oh’em di desa Oh’aem 1 Amfoang selatan dan danau Tuadale kecamatan Kupang Barat yang dijelajahi oleh tim Compas Backpaker kini satu lagi objek wisata yang dieksplorasi oleh Compas Backpaker, sebuah komunitas pecinta pariwisata.
Compas Backpaker dijadwalkan untuk mejelajahi Danau Nefoko’uk. Danau yang terletak di desa Apren kecamatan Amarasi kabupaten Kupang berjarak +­ 43KM dari kota Kupang ibukota Propinsi NTT. Danau ini terletak dalam kawasan taman hutan Raya prof. Ir. Herman Johanes. Yang dikelola oleh Dinas pariwisata Propinsi Nusa Tenggara Timur. Objek wisata ini belum dikelola secara baik walaupun lopo-lopo yang ada di pinggiran danau hanya bisa dimanfaatkan oleh para pengunjung yang telah mengetahui objek wisata ini. Danau Nefoko’uk ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan pada hari sabtu dan minggu dan para pengunjung bisa memancing di danau Nefoko’uk dengan jenis ikan air tawar yang beragam yakni: lele jumbo, ikan mujair, ikan Gabus, belut, dan kerang. Di danau Nefoko’uk ini juga terdapat lopo dan kamar mandi yang disediakan bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Danau Nefoko’uk ini. Danau Nefoko’uk juga mempunyai arti dalam bahasa daerah setempat yakni “Danau Besar” memang ini terbukti dengan luas dari Danau ini yang mencapai 1 ha dengan kedalaman mencapai 8M dan dikelilingi oleh pohon-pohon besar. Dan pada kesempatan itu juga tim Compas backpaker menyempatkan waktu untuk mengelilingi danau tersebut, tim Compas backpacker yang berjumlah 8 orang membutuhkan waktu 45menit untuk mengelilingi danau tersebut.  Dan yang menjadi daya tarik dari danau ini selain untuk memancing, danau ini jika dilihat secara sepintas  danau ini berbentuk hati, cocok bagi dua insan yang lagi bertabur asmara...heheheheh,,,,,, 



Bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke Objek wisata Danau Nefoko’uk ini dianjurkan agar membawa persediaa makanan dan minuman karena disekitar danau tidak ada jajanan ataupun warung yang disediakan. Danau ini sudah dikenal oleh wisatawan bahkan wisatawan mancanegara  itu terbukti karena setiap tahun ada jadwal khusus yang telah ditetapkan oleh Dinas pariwisata propinsi selaku pengelola objek wisata ini mendatangkan wisatawan mancanegara keobjek wisata ini sebagai atraksi wisata tetap yang harus dikunjungi. Untuk mempromosikan danau Nefoko’uk ini dinas pariwisata  propinsi NTT  bekerja sama dengan tim SAR menggelar kegiatan tracking di objek wisata ini. Kegiatan Tracking ini sudah 2 kali dilaksanan yang pertama pada tahun 2008, dan yang kedua pada bulan oktober 2014 yang diikuti oleh masyarakat umum dan mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di kota Kupang. Menurut informasi yang diperoleh dari sekertaris desa yakni Bpk Ruben Bani, sudah ada dasar hukum untuk mengelola objek wisata ini agar kedepannya objek wisata ini bisa dimanfaatkan secara optimal yakni peraturan desa.

Datang dan saksikanlah keindahan Nefoko’uk sebuah danau yang ada di desa Apren, kecamatan Amarasi, kabupaten Kupang, propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Sekian Tulisan saya dalam menjelajahi Danau Nefoko’uk, Tunggu dan nantikanlah Tulisan saya dalam penjelajahan COMPAS BACKPAKER selanjutnya.
Jurnalis
COMPAS MAPARSTA
Rintho Dj.