Kamis, 10 Desember 2015

CERITA HIDUPKU TENTANG AYAH (Untukmu Ayahku Tercinta)



CERITA HIDUPKU TENTANG AYAH

Hidup dan kehidupan.
Realita kehidupan, lika – liku kehidupan didunia tak ada yang tahu apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Terkadang sedih, bahagia, susah, senang itulah dinamika yang harus kita jalani dan harus siap menerimanya. Semua telah tertata rapi dalam lembaran kehidupan dan juga buku kehidupan setiap insane yang berkelana dalam dunia yang fana ini …….!!!!! Yang maha kuyasa telah menentukan segalanya, kita sebagai manusia menerima dan menjalaninya …
Kisah ini kutulis berdasarkan kisah nyata yang kualami dalam kehidupanku sendiri, tanpa ada sumber inspirasi dari siapapun dan dimanapun…!!!  Terlahir sebagai anak sulung dalam keluarga diharapkan menjadi tahta dan penerus tanggung jawab dalam keluarga, itulah stigma yang beredar dalam masyarakat.  Hari – hari kulalui dalam keluarga, mengajarkanku banyak hal, memberikanku banyak nasihat yang kelak menjadi bekal dalam menjalani kehidupanku. Akan tetapi akuy menjalani kehidupanku lebih banyak diperantauan ketimbang dalam dekapan kasih sayang kedua orang tua. Ketika berumur 15 tahun aku merantau dan berpisah menjalani kehidupan jauh dari kasih sayang orang tua, saudara, dan keluarga tanpa disadari mengajarkan aku tentang hidup mandiri. Pendidikan dari tingkat menengah pertama hingga menegah atas kulewati dan kulalui dan kuselesaikan tepat waktu. Masa – masa dimana aku hanya memikirkan kesenangan layaknya teman sebaya yang menjalani  masa peralihan dari masa anak – anak ke masa remaja. Dan boleh dikatakan secara jujur ! aku ntidak pernah berpikir tentang hidupku yang penuh dengan tugas dan tanggung jawab yang setia menantiku. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, perjuangan dan ujian hidup yang sesungguhnya dimulai. Namun sayang, aku tak menyadari itu karena aku berpikir aku masih punya kedua orang tua yang masih mampu memenuhi segala kebutuhanku…(jujur,,,aku menyesal…!!!)))
Selanjutnya aku menjalani masa perkuliahan di salah satu perguruan tinggi. Tingkatan demi tingkatan kulewati, prestasipun tak kalah dengan teman – teman seperjuanganku, Anak seorang petani dari sebuah kampung yang jauh di pelosok desa yang mampu bersaing dan mampu dan bahkan mengalahkan anak-anak  kota. Aku bherhasil membuktikan bahwa anak desapun bisa . kesibukan dalam menata masa depan kujalani dengan penuh tanggung jawab. Darin tingkat satu sampai tingkat lima kulalui, hasilnyapun memuaskan dari prestasiku dalam bidang akademik. Awal tahun 2015 , memasuki jenjang/tingkat enam dari sinilah awal dari segalanya, ketika hidup mulai diterpa dengan berbagai cobaan, Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat.   Ayah,,,  sosok yang berperan penting dalam keluarga kondisi kesehatannya mulai terganggu sakit, namun ketegaran dan pengorbanannya tak kenal putus asa. Walaupun keadaan tak lagi seperti dulu, ayah selalu mengutamakan kebahagiaan kami yang merupakan tujuan hidupnya. Semakin hari kondisi kesehatannya tak menentu penyakit yang dideritanya selalu merongrongnya setiap saat, tubuh yang dulu kekar kini lemah tak berdaya dan bahkan berjalanpun harus ditopang dengan tongkat. Disaat itu pula aku disibukkan dengan kesibukan akademik  yang harus study tour ke pulau dewata Bali. Kebutuhan keuangan yang cukup besar kutak menyangkah membuat ibu dan adikku begitu pusing menghadapi kondisi sulit seperti ini.  Enam (6) bulan ayah berjuang melawan sakitnya. Hidup jauh dari beliau membuatku tak tahu bagaimana kondisi yang sebenarnya dan kupikir kondisinya semakin membaik. Tapi Tuhan berkehendak lain, dua minggu setelah kepulanganku dari study tour di Pulau Dewata Bali, tepatnya tanggal 09 juli 2015 pukul 02.15 dini hari, merupakan hari yang naas buatku dan keluarga. Tuhan memanggil kembali Ayah berpulang kepangkuannya untuk selama-lamanya, suatu pukulan dan cobaan hidup yang sangat berat yang harus kuterima. Karena tinggal jauh dari mereka akupun tak sempat melihat tubuhnya yang telah terbujur kaku karena kendala dalam mencari transportasi pada saat itu, dan akupun hanya bisa melihat tempat peristirahatan abadi dengan nama yang terterah pada salib (sesuai dengan tradisi dan kepercayaan yang dianut.)  kehidupan ada ditangan Tuhan.akupun pasrah menerimanya, waktu terus berlalu, aku harus kembali keperantauan untuk melanjutkan pendidikanku disaat-saat terakhir, kesulitanpun terjadi daan kesedihan kadang menghampiri dikala mengingat mendiang alm. Ayah tercinta  kini lima (5) bulan telah berlalu sosok alm Ayah selalu hadir dalam mimpiku siang dan malam aku selalu berdoa kepada sang maha kuasa berilah tempat yang terindah buat Ayah di Surga, Kami selalu mencintai dan selalu mengenangmu walau ragamu telah pergi untuk selamnya tak ada yang bisa menggantikan sosokmu dalam hidup ini. Aku juga selalu ingat akan segala nasihatmu dan aku janji aku akan menyelesaikan studyku dan meraih gelar serjana sesuai keinginanmu. Aku akan persembahkan Kesuksesan itu untukmu ayah tercinta dan membuatmu tersenyum bangga walaupun senyum itu datang dari alam yang berbeda.  LOVE BAPA…. Kami (Mama Ussy, Rintho  Eris, Ephy, Rinsa. )

2 komentar:

  1. Mantap,,,,,,,, hax saran dr b sblm post lhat dlu kat2x alx ada yg lebih jga salah pengetikan, tpi keren tlisanx,,,, like,,,, sukses yeah,,, gbu

    BalasHapus