ARTIKEL BUDAYA
SUKU ASMAT PAPUA
OLEH
1.
Sutriyati
Kanawra Ndjandji ( 1223743284 )
2.
Welhelmina
Jeni Tefbana ( 1223743285 )
3.
Wilfridus
Anthonius Djago ( 1223743286 )
MANAJEMEN PARIWISATA
POLITEKNIK NEGERI
KUPANG
2013
KEHIDUPAN MASYARAKAT ASLI SUKU ASMAT
(PAPUA)
1.
PROFIL
MASYARAKAT SUKU ASMAT
Suku Asmat adalah nama dari sebuah suku
terbesar dan paling terkenal diantara sekian banyak suku yang ada di Papua,
Irian Jaya, Indonesia. Salah satu hal yang membuat suku asmat cukup dikenal
adalah hasil ukiran kayu tradisional yang sangat khas. Beberapa ornamen / motif
yang seringkali digunakan dan menjadi tema utama dalam proses pemahatan patung
yang dilakukan oleh penduduk suku asmat adalah mengambil tema nenek moyang dari
suku mereka, yang biasa disebut mbis. Namun tak berhenti sampai disitu,
seringkali juga ditemui ornamen / motif lain yang menyerupai perahu atau
wuramon, yang mereka percayai sebagai simbol perahu arwah yang membawa nenek
moyang mereka di alam kematian. Bagi penduduk asli suku asmat, seni ukir kayu
lebih merupakan sebuah perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual untuk
mengenang arwah para leluhurnya.
Selain seni budaya ukiran
istimewa yang dimiliki suku asmat, ternyata terdapat banyak pertentangan di
antara desa Asmat. Pertentangan yang paling mengerikan adalah cara yang dipakai
suku asmat untuk membunuh musuhnya. Ketika musuh terbunuh, mayatnya akan dibawa
ke kampung, kemudian di potong dan dibagikan kepada seluruh penduduk untuk
memakannya bersama–sama lalu mereka akan menyanyikan lagu kematian dan memenggal
kepalanya, otaknya dibungkus daun sago dan dipanggang kemudian dimakan. Namun hal ini sudah jarang terjadi bahkan hilang resmi dari ingatan.
Suku asmat tersebar dan mendiami
wilayah disekitar pantai laut arafuru dan pegunungan jayawijaya, dengan medan
yang lumayan berat mengingat daerah yang ditempati adalah hutan belantara,
dalam kehidupan suku Asmat, batu yang biasa kita lihat dijalanan ternyata
sangat berharga bagi mereka. Bahkan, batu-batu itu bisa dijadikan sebagai mas
kawin. Semua itu disebabkan karena tempat tinggal suku Asmat yang membetuk
rawa-rawa sehingga sangat sulit menemukan batu-batu jalanan yang sangat berguna
bagi mereka untuk membuat kapak, palu, dan sebagainya.
Penduduk Asmat pada umumnya memiliki ciri
fisik yang khas, berkulit hitam dan berambut keriting.
Tubuhnya cukup tinggi. Rata-rata tinggi badan orang Asmat wanita sekitar 162cm
dan tinggi badan laki-laki mencapai 172cm.
Makanan Pokok orang Asmat adalah sagu, hampir setiap hari mereka makan sagu yang dibuat jadi bulatan-bulatan yang
dibakar dalam bara api. Kegemaran lain adalah makan ulat sagu
yang hidup dibatang pohon sagu, biasanya ulat sagu dibungkus dengan
daun nipah, ditaburi sagu, dan dibakar dalam bara api. Selain itu sayuran dan ikan bakar
dijadikan pelengkap.
ü Adat Istiadat Suku
Asmat
Suku Asmat adalah suku yang menganut
Animisme, sampai dengan masuknya para Misionaris pembawa ajaran baru, maka
mereka mulai mengenal agama lain selain agam nenek-moyang. Dan kini, masyarakat
suku ini telah menganut berbagai macam agama, seperti Protestan, Khatolik
bahkan Islam. Seperti masyarakat pada umumnya, dalam menjalankan proses
kehidupannya, masyarakat Suku Asmat pun, melalui berbagai proses
adat istiadat, yaitu :
·
Kehamilan : Selama proses ini berlangsung, bakal generasi penerus dijaga dengan baik
agar dapat lahir dengan selamat dengan bantuan ibu kandung alau ibu mertua.
·
Kelahiran : Tak lama setelah si jabang bayi lahir dilaksanakan upacara selamatan secara
sederhana dengan acara pemotongan tali pusar yang menggunakan Sembilu, alat
yang terbuat dari bambu yang dilanjarkan. Selanjutnya, diberi ASI sampai
berusia 2 tahun atau 3 tahun.
·
Pernikahan : Proses ini berlaku bagi seorang baik pria maupun wanita yang telah berusia
17 tahun dan dilakukan oleh pihak orang tua lelaki setelah kedua belah pihak
mencapai kesepakatan dan melalui uji keberanian untuk membeli wanita dengan mas
kawinnya piring antik yang berdasarkan pada nilai uang kesepakatan kapal perahu
Johnson, bila ternyata ada kekurangan dalam penafsiran harga perahu Johnson,
maka pihak pria wajib melunasinya dan selama masa pelunasan pihak pria dilarang
melakukan tindakan aniaya walaupun sudah diperbolehkan tinggal dalam satu atap.
·
Kematian : Bila kepala suku atau kepala adat yang meninggal, maka jasadnya disimpan
dalam bentuk mumi dan dipajang di depan joglo suku ini, tetapi bila masyarakat
umum, jasadnya dikuburkan. Proses ini dijalankan dengan iringan nyanyian
berbahasa Asmat dan pemotongan ruas jari tangan dari anggota keluarga yang
ditinggalkan.
Adat istiadat suku Asmat mengakui
dirinya sebagai anak dewa yang berasal dari dunia mistik atau gaib yang
lokasinya berada di mana mentari tenggelam setiap sore hari. Mereka yakin bila
nenek moyangnya pada jaman dulu melakukan pendaratan di bumi di daerah
pegunungan. Selain itu orang suku Asmat juga percaya bila di wilayahnya
terdapat tiga macam roh yang masing-masing mempunyai sifat baik, jahat dan yang
jahat namun mati. Roh tersebut mereka bagi dalam
3 golongan :
·
Yi – ow atau roh nenek moyang yang bersifat
baik terutama bagi keturunannya.
·
Osbopan atau roh jahat dianggap
penghuni beberapa jenis tertentu.
·
Dambin – Ow atau roh jahat yang mati
konyol.
Kehidupan orang Asmat banyak diisi oleh
upacara-upacara. Upacara besar menyangkut seluruh komuniti desa yang selalu
berkaitan dengan penghormatan roh nenek moyang seperti berikut ini :
·
Mbismbu (pembuat tiang)
·
Yentpokmbu (pembuatan dan pengukuhan
rumah yew)
·
Tsyimbu (pembuatan dan pengukuhan
perahu lesung)
·
Yamasy pokumbu (upacara perisai)
·
Mbipokumbu (Upacara Topeng)
Suku ini percaya bahwa sebelum memasuki
surga, arwah orang yang sudah meninggal akan mengganggu manusia. Gangguan bisa
berupa penyakit, bencana, bahkan peperangan. Maka, demi menyelamatkan manusia
serta menebus arwah, mereka yang masih hidup membuat patung dan menggelar pesta
seperti pesta patung bis (Bioskokombi), pesta topeng, pesta perahu, dan pesta
ulat-ulat sagu.
2.
CIRI
KHAS DAN KEUNGGULAN MASYARAKAT ASLI ASMAT
Suku Asmat, adalah salah satu suku
di papua yang mampu menunjukan dirinya kepada dunia luar melalui ciri khas dan
keunggulannya.
ü Ciri Khas
Jika dilihat secara fisik, orang-orang suku Asmat memiliki
tubuh tinggi, besar dan tegap dengan kulit dan rambut berwarna gelap. Bentuk
rambut pada umumnya keriting dan memiliki hidung yang mancung. Orang suku Asmat
biasanya menghias tubuh mereka dengan warna merah, hitam dan putih. Warna merah
didapat dari tanah merah, hitam dari arang dan putih dari kulit kerang yang
dihancurkan.
ü Keunggulan
Suku asmat terkenal dengan ukiran
kayu tradisionalnya yang unik. Bagi suku asmat sendiri ukiran bisa menjadi penghubung antara
kehidupan masa kini dengan kehidupan leluhur. Di setiap ukiran bersemayam citra
dan penghargaan atas nenek moyang mereka yang sarat dengan kebesaran suku
asmat.
Motif yang sering digunakan dan telah
menjadi tema utama dalam proses pemahatan patung oleh
penduduk suku asmat adalah mengambil tema nenek moyang dari suku mereka,
namun penduduk suku asmat juga terkadang menggunakan motif seperti perahu yang
mereka percayai sebagai simbol perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di
alam kematian. Bagi suku asmat, pada saat
mereka mengukir patung adalah saat di mana mereka sedang berkomunikasi dengan
leluhur yang ada di alam lain dan bagi mereka, seni ukir kayu
lebih merupakan sebuah perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual untuk
mengenang arwah para leluhurnya.
Selain keunggulan di bidang seni ukir, mereka juga memiliki
keunggulan sumber alam dan potensi alam berupa berbagai jenis ikan, kepiting,
udang, teripang, penyu, cumi-cumi dan hewan lainnya yang ada di dalam laut yang
melimpah ruah serta sumber daya alam seperti rotan, kayu gahar, kemiri, kulit
mahoni, kulit lawang, dammar dan kemenyan serta masih banyak lainnya.
3.
MASYARAKAT
ASLI KAMPUNG ASMAT SEBAGAI ASET BUDAYA DAN POTENSI ATRAKSI WISATA LOKAL
Kampung asmat tak lepas dari
kebudayaan karena sampai sekarang mereka masih mempertahankan adat istiadat /
kebudayaan mereka yang telah diwariskan secara turun temurun dari para leluhur
mereka walaupun pada saat sekarang sudah banyak kebudayaan luar yang masuk ke
Indonesia namun masyarakat kampung asmat sampai saat ini masih mempertahankan
adat istiadat sehingga kampung asmat perlu mendapat perhatian dari pemerintah agar
potensi wisata yang ada tidak mubasir dan kampung asmat dapat dijadikan sebagai
salah satu aset budaya dari Indonesia pada umumnya dan dari papua pada
khususnya.
Dengan adanya perhatian dari
pemerintah serta kampung asmat sebagai aset budaya maka kampung asmat dapat
dijadikan salah satu destinasi pariwisata sehingga potensi wisata lokal yang
ada di kampung asmat akan terus dikembangkan dan dapat dijadikan sebagai
potensi atraksi wisata lokal yang dapat di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun
mancanegara.
4.
DUKUNGAN
PEMERINTAH DAN MASYARAKAT SEKITAR KAMPUNG ASMAT
ü Dukungan Dari
Pemerintah
Dukungan real dari pemerintah untuk
kampung asmat adalah asmat telah dijadikan sebagai daerah otomon dan pemerintah
memberikan kepecayaan kepada masyarakat asmat untuk megelolah wilayahnya
sendiri secara tradisional dan berkelanjutan. Ini artinya, pemerintah melihat
potensi yang ada di kampung asmat agar dapat dikembangkan secara terkoordinir
oleh masyarakat suku asmat di bawah pengawasan pemerintah setempat.
Pemerintah juga memberikan dukungan
terhadap hak adat melalui pemanfaatan ruang dan wilayah bertambah kuat setelah
munculnya kebijakan kementrian kehutanan tentang status kawasan hutan di
kabupaten asmat (SK MENHUT 782 TAHUN 2012). Kebijakan ini memberikan keuntungan
bagi masyarakat asmat, selain mendorong pemetaan partisipatif WWF Indonesia
atas dukungan pemerintah daerah kabupaten asmat dan USAID melalui program IFACS
juga mendorong peningkatan kesadaran warga untuk memanfaatkan hasil hutan non
kayu dan mendapat benefit dari langkah-langkah perlindungan ekologi yang telah
mereka lakukan turun temurun.
ü Dukungan Dari
Masyarakat
Masyarakat suku asmat menerima
kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah dan ikut serta membantu pemerintah
dalam mengembangkan potensi wisata budaya lokal yang ada di suku asmat itu
sendiri.
Saya mau jual cepat koleksi pribadi: patung irian totem embis (tumpukan orang) setinggi 2,5m, pahatan halus dari kayu utuh warna hitam asli irian, dan patung dinding Naga Yogya dari kayu jati utuh, ukuran 1x0,5m
BalasHapusHub. WA/ sms 081808189285
Lenteng Agung, Jakarta Selatan