TUGAS GEOGRAFI PARIWISATA
( PROPINSI LAMPUNG )
( PROPINSI LAMPUNG )

OLEH
NAMA :
WILFRIDUS A. DJAGO
NIM : 1223743286
JURUSAN MANAJEMEN
PARIWISATA
POLITEKNIK NEGERI
KUPANG
|
v LETAK GEOGRAFIS
Provinsi Lampung Ibukota nya adalah Bandar Lampung
Tarian Tradisional : Tari Jangget, Tari Melinting
Rumah Adat : Rumah Rakyat
Senjata Tradisonal :Badik
Suku : Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, dan Pasemah
Tarian Tradisional : Tari Jangget, Tari Melinting
Rumah Adat : Rumah Rakyat
Senjata Tradisonal :Badik
Suku : Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, dan Pasemah
Lampung
Peta lokasi Lampung
|
|
Hari jadi
|
|
Ibu kota
|
|
Pemerintahan
|
|
• Gubernur
|
Sjachroedin ZP
|
Luas
|
|
• Total
|
35.376 km2 (13,659 mil²)
|
• Total
|
7.691.007
|
• Kepadatan
|
220/km2 (560/sq mi)
|
Demografi
|
|
• Agama
|
|
• Bahasa
|
Letak Geografis
Propinsi Lampung
Provinsi
Lampung berada antara 3º45’ dan 6º Lintang Selatan serta 105º45’ dan 103º48’
Bujur Timur; di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi
Sumatera Selatan, di sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah
selatan dengan Selat Sunda Sunda dan di sebelah barat dengan Samudera
Indonesia. Dengan posisi yang demikian, Provinsi Lampung menjadi penghubung
utama lalu-lintas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa maupun se-baliknya. Luas
wilayahnya mencapai 35.376,50 km, sedikit lebih besar dari pada luas Provinsi
Jawa Tengah atau 1,75% seluruh wilayah Indonesia.
v
BENTUK DAN RUMAH
ADAT.
Rumah Adat Lampung
Rumah adat pribumi Lampung bernama Sessat. Bentuk
bangunan dimaksud berdasarkan keasliannya mempunyai ciri-ciri fisik berbentuk
panggung bertiang yang bahan bangunannya sebagian besar terbuat dari kayu. Pada
sisi bangunan tertentu ada yang memiliki ornamen yang khas. Umumnya sessat ini
berupa rumah besar. Namun dewasa ini, rumah-rumah adat (sessat) di
kampung-kampung penduduk asli Lampung sebagian besar dibangun tidak
bertiang/depok (berlantai di tanah). Sedangkan fungsinya tetap sama.Secara umum
bentuk bangunan tempat tinggal di lingkungan masyarakat pribumi Kabupaten
Lampung boleh di bilang cukup beraneka ragam. Keanekaragaman ini sesuai dengan
pola serta seni pertukanganyang ada.
Kanyataan itu dapat di lihat dari keragaman bentuk rumah (bahasa daerah: rumah= nuwo) yang didirikan oleh warga setempat sebagai tempat tinggal/berdiam, mengembangkan keturunan/berkeluarga dan sebagainya.
Bervariasinya bentuk serta ukuran rumah merupakan keanekaragaman bangunan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Rumah pulalah banyak hal dapat dilakukan. Dari bentuk serta ukuran rumah juga taraf hidup bisa di lihat. Sedangkan ukurannya tidak tentu. Bisa saja tergantung dari luas tanah, kemampuan, kebutuhan dan lain-lain.
Sebagai tempat menetap, rumah sangat penting artinya. Namun nampaknya walaupun demikian, bentuk-bentuknya juga dari waktu ke waktu turut mengikuti perkembangan. Beberapa model bangunan rumah tempo dulu mempunyai karekteristik, yaitu berbentuk panggung bertiang. Sebagai tempat tinggal, bentuk bangunan rumah masyarakat pribumi Lampung nampaknya memiliki persamaan dengan rumah-rumah di lingkungan penduduk asli lainnya di Provinsi Lampung. Tapi kini, nuwo-nuwo itu banyak sekali mengalami perubahan, mulai dari bentuk bangunan yang banyak berlantai tanah/depok (tak bertiang) hingga ornamen lainnya yang tak lagi bercirikan kultur Lampung. Peradaban telah pula membawa perubahan terhadap seni bangunan rumah dilingkungan pribumi masyarakat Lampung yang semakin majemuk.
Kanyataan itu dapat di lihat dari keragaman bentuk rumah (bahasa daerah: rumah= nuwo) yang didirikan oleh warga setempat sebagai tempat tinggal/berdiam, mengembangkan keturunan/berkeluarga dan sebagainya.
Bervariasinya bentuk serta ukuran rumah merupakan keanekaragaman bangunan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Rumah pulalah banyak hal dapat dilakukan. Dari bentuk serta ukuran rumah juga taraf hidup bisa di lihat. Sedangkan ukurannya tidak tentu. Bisa saja tergantung dari luas tanah, kemampuan, kebutuhan dan lain-lain.
Sebagai tempat menetap, rumah sangat penting artinya. Namun nampaknya walaupun demikian, bentuk-bentuknya juga dari waktu ke waktu turut mengikuti perkembangan. Beberapa model bangunan rumah tempo dulu mempunyai karekteristik, yaitu berbentuk panggung bertiang. Sebagai tempat tinggal, bentuk bangunan rumah masyarakat pribumi Lampung nampaknya memiliki persamaan dengan rumah-rumah di lingkungan penduduk asli lainnya di Provinsi Lampung. Tapi kini, nuwo-nuwo itu banyak sekali mengalami perubahan, mulai dari bentuk bangunan yang banyak berlantai tanah/depok (tak bertiang) hingga ornamen lainnya yang tak lagi bercirikan kultur Lampung. Peradaban telah pula membawa perubahan terhadap seni bangunan rumah dilingkungan pribumi masyarakat Lampung yang semakin majemuk.
Rumah tradisional adat Lampung, atau yang sering
disebut Nuwo Sesat, memiliki ciri khas seperti: berbentuk panggung, atap
terbuat dari anyaman ilalang, terbuat dari kayu dikarenakan untuk menghindari
serangan hewan dan lebih kokoh bila terjadi gempa bumi, karena masyarakat
lampung telah mengenal gempa dari zaman dahulu dan lampung terletak di
pertemuan lempeng Asia dan Australia.
v KESENIAN
Tari
sembah adalah tari tradisional dari Provinsi Lampung Tarian ini biasanya
ditampilkan saat menyambut kedatangan tamu istimewa pada acara adat atau pun
acara lainnya. Tujuannya adalah memberi penghormatan kepada tamu tersebut.
Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap dipertunjukkan dalam
upacara adat pernikahan masyarakat Lampung. Fungsinya selain untuk hiburan juga
bentuk penyambutan bagi tetamu yang hadir di acara tersebut.
Tari
sembah berasal dari suku Pepadun. Mengingat banyaknya ragam tari sembah maka
kini telah dibakukan namanya menjadi Tari Sigeh Penguten. Penarinya beberapa
orang sambil berdiri, duduk, dengan gerak seperti menyembah. Seorang penari
utama di akhir penampilan tarian biasanya akan membawa kotak atau wadah sirih
yang terbuat dari kuningan lalu disodorkan kepada tamu agung. Biasanya di wadah
tersebut, tersimpan sirih, permen atau lainnya. Sang tamu diperkenankan
mengambil permen dari wadah tersebut sebagai simbol penyambutan. Sebagai sebuah
tarian daerah, tari sembah sigeh penguten sangat menonjolkan ciri budaya adat
istiadat Lampung, salah satunya bisa dilihat dari segi busana penari. Busana
yang dikenakan adalah busana adat khas Lampung, lengkap dengan siger mahkota
yang biasa dikenakan oleh pengantin perempuan Lampung. Siger atau mahkota
terbuat seluruhnya dari kuningan. Bentuknya seperti tanduk lebar dan pipih;
bagian atasnya berlekuk ruji tajam berjumlah sembilan buah. Di setiap puncak
lekukan diberi hiasan bunga cemara dari kuningan. Pakaian penari biasanya baju
kurung bewarna putih (sesapur) yang pada sisi bagian bawahnya terdapat hiasan
berbentuk koin berwarna perak atau emas yang digantung secara berangkai (rumbai
ringgit). Untuk bagian bawah, penari mengenakan Kain Tapis yaitu kain
tradisional khas Lampung berupa sarung yang bersulam benang emas dengan ragam
motif yang juga khas Lampung. Sementara itu, atribut lain yang dikenakan penari
adalah ikat pinggang dari uang ringgit Belanda bergambar Ratu Wihelmina,
disebut dengan pending. Di atas pending, dikenakan lagi bulu serti,
yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berlapis kain merah. Pada
bagian atas ikat pinggang ini tampak kuningan yang dijahit sebagai penghias
ikat piggang. Tanggai adalah hiasan yang berbentuk seperti kuku berwarna
keemasan yang dikenakan di jari penari. Tanggai dalam Bahasa Indonesia
diartikan sebagai kuku. Tanggai inilah yang makin memberi kesan lentik pada
jari-jari penari saat mereka melakukan gerakan yang memang banyak
mengaplikasikan gerak tangan dan jari. Mulan temanggal dan buah
jukum adalah hiasan yang dikenakan di leher seperti halnya kalung. Mulan
temanggal terbuat dari lempeng kuningan, sementara buah jukum berbentuk serupa
buah-buah kecil di atas kain yang dirangkai dengan benang menjadi untaian
bunga. Gelang burung adalah gelang yang dikenakan pada lengan kiri dan kanan,
tepatnya di bawah bahu. Berbentuk seperti burung bersayap, gelang ini juga
terbuat dari bahan kuningan. Gelang lain yang juga menjadi aksesoris penari
Tari Sembah Sigeh Penguten adalah gelang kana dan gelang arab. Gelang kana ini
pun terbuat dari kuningan berukir yang dikenakan bersama-sama gelang arab pada
lengan atas dan bawah.
v FLORA
DAN FAUNA
- Flora : Bunga Ashar
- Fauna : Gajah Lampung
v JUMLAH PENDUDUK
jumlah penduduk Lampung itu dapat dilihat pada data
Agregat Penduduk se-Provinsi Lampung yang dilansir KPU Lampung, dimana jumlah
penduduk di provinsi ini kini sebanyak 9.586.492 jiwa. Padahal, dalam Data
Agregat Penduduk se-Provinsi Lampung di tahun 2008 lalu, jumlah penduduk di
Lampung hanya berjumlah 7.486.939 jiwa. Sedangkan masyarakat yang menjadi pemilih
pada pilgub 2008 sebanyak 5.440.498 orang jumlah penduduk di Lampung dari 2008 hingga
2012 mengalami kenaikan sebanyak 2.099.553 jiwa. Jika dipersentase, kenaikan
jumlah penduduk mencapai 20 persen
v AGAMA.
ü
Islam 96%
ü
Protestan 1,8%
ü
Katolik 0,9%
ü
Hindu 1,7%
ü
Budha 0,3%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar